Laman

Rabu, 26 Oktober 2016

Master Double Degree, Apa dan Bagaimana???

Halo bloggers… yang nemu dan baca postingan ini pasti penasaran langsung ya dengan judul “Double Degree”. Ya bener banget, kali ini saya akan berbagi sedikit pengalaman mengenai program ini yang nota bene beberapa orang ingin memanjangkan gelarnya sekaligus menambah pengetahuan dan pengalaman hidupnya. Hitung hitung buat nambah 1 slot di CV, bukan? Baiklah, apa dan bagaimana program master double degree???
Sesuai dengan namanya, ini merupakan suatu terobosan pemerintah dalam lingkup pendidikan yang ingin menghasilkan suatu lulusan yang unggul dibidangnya dan menambah wawasan dengan menempuh pendidikan S2 baik didalam dan diluar negeri melalui suatu program kerjasama. Master Double Degree atau biasa disingkat DD merupakan program pendidikan selama 2 tahun yang ditempuh di dalam negeri dan di luar negeri. Skemanya bermacam-macam tergantung kamu berada di institusi yang mana. Awalnya kamu akan menempuh program magister selama setahun (M1/2 semester) di Indonesia dan melanjutkan kembali setahun (M2/2 semester) di luar negeri serta para lulusannya akan mendapat 2 gelar sekaligus yang melekat dibelakang namanya.
Program ini dikhususkan hanya di beberapa universitas saja tergantung pada bidang tertentu. Seperti misalnya bidang Sains (MIPA) harus menempuh program Master 1 (M1) di Institut Teknologi Bandung (ITB), bidang Teknik di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), bidang Pertanian di Institut Pertanian Bogor (IPB), bidang Pariwisata di Universitas Udayana, bidang Ekonomi dan Manajemen di Universitas Padjajaran (UNPAD) dan bidang Kedokteran di Universitas Indonesia (UI). Setelah melalui serangkaian tes dan seleksi maka Anda diperkenankan untuk melanjutkan studi Master 2 (M2) di Universitas Mitra Luar Negeri.
Kali ini saya membahas mengenai seleksi program Master DD yang dilaksanakan di ITB karena saya berasal dari kampus ganesha tersebut. Awalnya saya tidak pernah menyangka dan membayangkan bisa “terjerumus” kedalam program ini. Berawal dari keisengan dan modal nekat tanpa sekat…upsss… saya memberanikan diri untuk mendaftar. Saya masuk ke program Magister Kimia KK Biokimia ITB dengan jalur regular dan sama sekali gak pernah tahu ada program ini. Sebulan setelah perkuliahan magister dimulai, kami (mahasiswa pascasarjana baru) diundang untuk mengikuti sosialisasi mengenai program yang ada di Sekolah Pascasarjana (SPs) ITB. Nah dari kegiatan itulah, saya memperoleh informasi ternyata SPs ITB memiliki banyak program kerjasama diantaranya program sandwich dan double degree. Terus sejenak refleksi diri “apakah aku layak dan sanggup ikut program tersebut?” “seorang aku yang otaknya kosong??” Hahahaaaaaa….
Dengan alasan yang sok crucial (no pain no gain…appeton weight gan), bersemedi, bertapa seperti Song Go Kong maka beranikan diri untuk mendaftar ke bagian FMIPA ITB. Mulai deh ngisi file dan borang pendaftaran yang tujuan universitas luar negerinya adalah PERANCIS…Apa?...Perancis…Perancis?....Iya Perancis….Oh Perancis wkwkwkwkwk. Oh iya saya hampir lupa menjelaskan syarat yang harus dipenuhi selama mengikuti program ini dan kalau tidak memenuhi syarat ya siap siap aja ‘G.A.G.A.L’. Adapun syaratnya adalah………..
  1. TOEFL minimum 500
  2. IPK up to 3,25
  3. Lulus Mata Kuliah Tesis 1 (at least kamu sudah road to 60-70% hasil riset tesis)
  4. Punya LoA dari kampus negeri di Prancis (bisa menyusul)
  5. Lulus DELF min B1 (Ujian Internasional Bahasa Perancis)
  6. Min nilai BC untuk tiap mata kuliah (boleh ada nilai C tapi dengan syarat)
  7. Lulus tes dari Campus France (ada di Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya)

Nah itu aja kok syaratnya…iya itu aja emank…tapi menjalaninya itu loh yang sulit. Kenapa sulit? Ya karena Anda harus bisa membagi waktu di tahun pertama antara jadwal kuliah, riset tesis di Lab, ngerjain tugas setumpuk, ujian dan harus mengikuti kursus intensif bahasa perancis sampai jam 9 malam, nyampe di kosan uda jam 10 malam dan capeknya udah gak kebilang lagi deh. Berkali kali mau nyerah rasanya tetapi karena dukungan dari orang tua dan keluarga, teman seperjuangan dan para dosen maka rasa ingin menyerah itu pelan pelan terkikis. Dan tak terasa, saya sampai juga dipenghujung nyawa alias garis finish tapi nyatanya masih start yaitu ketika dapat memenuhi semua persyaratan akademis dari ITB, memperoleh beasiswa joint scholarships dari Pemerintah Indonesia dan Prancis dan akhirnya berangkat ke Paris, Prancis. Mimpi bisa melihat menara sutet alias Menara Eiffel akhirnya terwujud sudah.
Mungkin ini yang bisa saya bagikan ke para bloggers semua. Saya gak ahli dalam merangkai kata dan maaf jika postingan ini hanya singkat saja. Saya berharap melalui postingan ini para bloggers setidaknya dapat memperoleh sedikit informasi mengenai program master double degree. Nantikan postingan lainnya ya.

Salam,


Dimas Frananta S
M.Sc-Master Recherche en Science, Technologie et Santé mention Biotechnologie
Université de La Rochelle, France
2015-2016

Eiffel...I'm in Love

didepan rektorat Universite de La Rochelle, Prancis

Here I spent much time to get my M.Sc