Halo bloggers… yang nemu dan baca postingan ini pasti
penasaran langsung ya dengan judul “Double Degree”. Ya bener banget, kali ini
saya akan berbagi sedikit pengalaman mengenai program ini yang nota bene
beberapa orang ingin memanjangkan gelarnya sekaligus menambah pengetahuan dan
pengalaman hidupnya. Hitung hitung buat nambah 1 slot di CV, bukan? Baiklah,
apa dan bagaimana program master double degree???
Sesuai dengan namanya, ini merupakan suatu terobosan
pemerintah dalam lingkup pendidikan yang ingin menghasilkan suatu lulusan yang
unggul dibidangnya dan menambah wawasan dengan menempuh pendidikan S2 baik
didalam dan diluar negeri melalui suatu program kerjasama. Master Double Degree
atau biasa disingkat DD merupakan program pendidikan selama 2 tahun yang
ditempuh di dalam negeri dan di luar negeri. Skemanya bermacam-macam tergantung
kamu berada di institusi yang mana. Awalnya kamu akan menempuh program magister
selama setahun (M1/2 semester) di Indonesia dan melanjutkan kembali setahun
(M2/2 semester) di luar negeri serta para lulusannya akan mendapat 2 gelar
sekaligus yang melekat dibelakang namanya.
Program ini dikhususkan hanya di beberapa universitas saja
tergantung pada bidang tertentu. Seperti misalnya bidang Sains (MIPA) harus
menempuh program Master 1 (M1) di Institut Teknologi Bandung (ITB), bidang
Teknik di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), bidang Pertanian di
Institut Pertanian Bogor (IPB), bidang Pariwisata di Universitas Udayana,
bidang Ekonomi dan Manajemen di Universitas Padjajaran (UNPAD) dan bidang
Kedokteran di Universitas Indonesia (UI). Setelah melalui serangkaian tes dan
seleksi maka Anda diperkenankan untuk melanjutkan studi Master 2 (M2) di
Universitas Mitra Luar Negeri.
Kali ini saya membahas mengenai seleksi program Master DD
yang dilaksanakan di ITB karena saya berasal dari kampus ganesha tersebut.
Awalnya saya tidak pernah menyangka dan membayangkan bisa “terjerumus” kedalam program ini. Berawal dari keisengan dan modal
nekat tanpa sekat…upsss… saya memberanikan diri untuk mendaftar. Saya masuk ke
program Magister Kimia KK Biokimia ITB dengan jalur regular dan sama sekali gak
pernah tahu ada program ini. Sebulan setelah perkuliahan magister dimulai, kami
(mahasiswa pascasarjana baru) diundang untuk mengikuti sosialisasi mengenai
program yang ada di Sekolah Pascasarjana (SPs) ITB. Nah dari kegiatan itulah,
saya memperoleh informasi ternyata SPs ITB memiliki banyak program kerjasama
diantaranya program sandwich dan double degree. Terus sejenak refleksi diri
“apakah aku layak dan sanggup ikut program tersebut?” “seorang aku yang otaknya
kosong??” Hahahaaaaaa….
Dengan alasan yang sok crucial (no pain no gain…appeton weight
gan), bersemedi, bertapa seperti Song Go Kong maka beranikan diri untuk
mendaftar ke bagian FMIPA ITB. Mulai deh ngisi file dan borang pendaftaran yang
tujuan universitas luar negerinya adalah
PERANCIS…Apa?...Perancis…Perancis?....Iya Perancis….Oh Perancis wkwkwkwkwk. Oh
iya saya hampir lupa menjelaskan syarat yang harus dipenuhi selama mengikuti
program ini dan kalau tidak memenuhi syarat ya siap siap aja ‘G.A.G.A.L’.
Adapun syaratnya adalah………..
- TOEFL minimum 500
- IPK up to 3,25
- Lulus Mata Kuliah Tesis 1 (at least kamu sudah road to 60-70% hasil riset tesis)
- Punya LoA dari kampus negeri di Prancis (bisa menyusul)
- Lulus DELF min B1 (Ujian Internasional Bahasa Perancis)
- Min nilai BC untuk tiap mata kuliah (boleh ada nilai C tapi dengan syarat)
- Lulus tes dari Campus France (ada di Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya)
Nah itu aja kok syaratnya…iya itu aja emank…tapi menjalaninya
itu loh yang sulit. Kenapa sulit? Ya karena Anda harus bisa membagi waktu di
tahun pertama antara jadwal kuliah, riset tesis di Lab, ngerjain tugas
setumpuk, ujian dan harus mengikuti kursus intensif bahasa perancis sampai jam
9 malam, nyampe di kosan uda jam 10 malam dan capeknya udah gak kebilang lagi
deh. Berkali kali mau nyerah rasanya tetapi karena dukungan dari orang tua dan
keluarga, teman seperjuangan dan para dosen maka rasa ingin menyerah itu pelan
pelan terkikis. Dan tak terasa, saya sampai juga dipenghujung nyawa alias garis
finish tapi nyatanya masih start yaitu ketika dapat memenuhi semua persyaratan
akademis dari ITB, memperoleh beasiswa joint scholarships dari Pemerintah
Indonesia dan Prancis dan akhirnya berangkat ke Paris, Prancis. Mimpi bisa
melihat menara sutet alias Menara Eiffel akhirnya terwujud sudah.
Mungkin ini yang bisa saya bagikan ke para bloggers semua.
Saya gak ahli dalam merangkai kata dan maaf jika postingan ini hanya singkat
saja. Saya berharap melalui postingan ini para bloggers setidaknya dapat
memperoleh sedikit informasi mengenai program master double degree. Nantikan postingan
lainnya ya.
Salam,
Dimas Frananta S
M.Sc-Master Recherche en Science,
Technologie et Santé mention Biotechnologie
Université de La Rochelle, France
2015-2016
![]() |
Eiffel...I'm in Love |
![]() |
didepan rektorat Universite de La Rochelle, Prancis |
![]() |
Here I spent much time to get my M.Sc |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar