Haloha sahabat blogger sekalian. Pada kesempatan kali ini, saya ingin
membagi pengalaman saya seputar meraih beasiswa untuk keperluan studi
pascasarjana (S2). Setelah saya menyelesaikan program sarjana dengan hasil yang
cukup baik, saya berencana untuk langsung melanjutkan pendidikan ke program
magister. Waktu itu untuk mendaftar ke tahun ajaran 2013/2014 belum kesampaian
dikarenakan pengurusan surat keterangan lulus yang belum lancar. Jadi sempat
mengurungkan niat untuk melanjutkan pendidikan di tahun 2013 itu.
Sembari menunggu pengumuman selanjutnya di pascasarjana baik dalam atau
luar negeri, saya mendapat informasi dari salah satu laman beasiswa yang
menawarkan beasiswa luar negeri ke salah satu universitas yang terletak di
negeri Paman Sam itu. Saya baca teliti syarat – syarat beasiswanya dan ternyata
dari semua syarat hanya ada 1 syarat yang membuat diriku belum qualified untuk mendaftar yaitu minimal
memiliki pengalaman bekerja selama 2 tahun. Nah syarat ini pun sempat membuatku
‘galau’ karena saya pernah sih bekerja sebagai asisten lab selama 2 tahun di
jurusan S1 saya dulu da nada surat keterangannya pula. Dengan pemikiran yang
cukup panjang, akhirnya saya pun memutuskan untuk mengikuti beasiswa tersebut
dengan harapan yang tinggi. Saya mulai mengurus berkas pendaftaran, surat
rekomendasi, keterangan pengalaman bekerja, dan sertifikat bahasa inggris
(hanya diminta TOEFL >= 450 dan/atau IELTS min 5.0).
Setelah kurang lebih 2 minggu, akhirnya semua berkas pun selesai dan
siap dikirimkan via pos ke Kedutaan Besar Amerika Serikat yang bertempat di
Jakarta. Saya tertarik mengikuti beasiswa ini karena provider hanya meminta
skor bahasa inggris yang pada saat itu saya miliki. Dalam aplikasi beasiswa
ini, saya mengambil minat dalam bidang pendidikan sains dan teknologi
pembelajaran.
Beberapa bulan kemudian, pengumuman beasiswa pun akhirnya diberitahukan
dan dengan perasaan sedikit kecewa, saya pun dinyatakan tidak lulus. Ya mungkin
saya belum rezeki untuk studi di luar negeri dan Tuhan pasti punya rencana yang
lebih indah buat saya dan masa depan saya. Berlarut dalam kesedihan pun hanya
dirasakan beberapa hari olehku dan saya pun bangkit dan ingin mencoba di
peluang yang lain. Mengingat banyaknya jenis beasiswa luar negeri lainnya
dengan patokan syarat yang sangat tinggi membuat saya mengurungkan lagi niat
untuk daftar dan studi di luar Indonesia.
Tak jauh dari kejadian tersebut, akhirnya saya dinyatakan lulus di
Institut Teknologi Bandung (ITB) Sekolah Pascasarjana. Sebelumnya sembari saya
mendaftarkan diri di beasiswa Amerika Serikat tersebut, saya juga mendaftar ke
ITB sebagai cadangan jika hal yang tidak diinginkan terjadi. Dan Tuhan
membukakan peluang untuk saya dengan adanya info beasiswa dalam negeri dari
DIRJEN DIKTI KEMENDIKBUD (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan). Tahun – tahun sebelumnya jenis beasiswa ini sudah
ada dan dianggap sebagai beasiswa yang prestisius di Indonesia karena DIKTI
memberikan beasiswa penuh dengan mengcover
biaya pendidikan, hidup, buku, domisili, penelitian bahkan tiket transportasi
selama 2 tahun penuh. Jika mahasiswa pascasarjana mendapatkan beasiswa ini maka
tugasnya ya hanya belajar saja dan terkadang dana yang disalurkan sedikit
berlebih. Sebelumnya nama beasiswa ini adalah beasiswa Unggulan tetapi mulai
tahun 2013 diganti dengan nama BPPDN (Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam
Negeri) sampai dengan sekarang. Sebagai informasi, tahun sebelumnya untuk
mendaftar pada program beasiswa ini cukup mendaftar online dan harus dipastikan
universitas penyelenggara bekerja sama dengan DIKTI. Jika anda lulus di
universitas penyelenggara maka dapat dipastikan anda sebagai awardee beasiswa
BPPDN ini.
Nah kontras dengan tahun ini, DIKTI membuat kebijakan baru dengan syarat
pendaftaran beasiswa yang semakin ketat. Pelamar beasiswa selain sudah diterima
sebagai mahasiswa di universitas penyelenggara, diwajibkan sudah memiliki skor
TPA Bappenas minimal 550, TOEFL ITP min 510 dan surat kerjasama n+1 dari universitas. Bisa kebayangkan
kontras yang sangat jauh dari tahun – tahun sebelumnya. Tidak hanya status
diterima di universitas penyelenggara saja yang menjadi tolak ukur untuk
menjadi awarde beasiswa ini.
Tapi Tuhan sungguh baik dan amat baik, semua syarat itu berhasil saya
tembus dan saya yakinkan diri sembari berdoa terus agar bisa lulus dan
mendapatkan beasiswa ini. Sungguh sulit memang tetapi dengan kerja keras dan
semangat maka tidak ada yang tidak mungkin. Saya pun mendaftarkan diri via
online dan meng-upload semua file
yang dipersyaratkan. Dan langkah akhir yaitu mendapatkan kartu pelamar beasiswa
BPPDN 2014.
Perjuangan saya akhirnya berbuah manis, dipenghujung bulan agustus 2014
sebuah pengumuman keluar dan diantara 41 orang yang lulus beasiswa ini,
terdapat nama saya tercetak sebagai awarde beasiswa BPPDN 2014 tahun ini. Saya
pun terharu dan menangis karena Tuhan itu tidak akan meninggalkan umatNya yang
selalu berjuang dan semangat. Kegagalan saya dalam meraih beasiswa luar negeri
akhirnya tergantikan dengan keberhasilan saya dalam meraih beasiswa dalam
negeri. Ini cukup memuaskan saya karena saya juga akhirnya kuliah sebagai
mahasiswa di universitas terbaik di Indonesia dengan program beasiswa penuh.
Jadi buat pembaca blogger sekalian, janganlah kamu putus asa akan suatu
hal yang membuat dirimu kecewa melainkan bangkitlah dan berjuanglah, akan ada
suatu masa dimana kamu akan berhasil dengan cara yang lain dan tetap andalkan
dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Salam Semangat…!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar